Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kepala SMAN 1 Matangkuli Jadi Pembicara pada Hari Guru Internasional di Kemendikbudristek

humannesia.com / JAKARTA - Kepala SMA Negeri 1 Matangkuli Kabupaten Aceh Utara, Khairuddin MPd menjadi salah saorang pembicara pada Peringatan Hari Guru Internasional yang diperingati setiap tahun tanggal 5 Oktober.

Khairuddin Budiman


Acara yang dihelat di Kemeterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadirkan beberapa pembicara pada seminar international yang berlangsung di kementerian setempat, Satu (4/10/2024).

Tema tahun ini untuk World Teacher Day adalah "Empowering Teachers, Transforming Futures."

Kepala SMA Negeri 1 Matangkuli, Khairuddin yang menjadi pembicara mengatakan, acara dibuka oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Prof Nunuk Suryani serta menghadirkan dua keynote speaker dari UNESCO yakni, Maki Katsuno Hayashikawa dan Dr Itje Chodidjah.


Selain dirinya menjadi pembicara di pleno, ada perwakilan dari Indonesia, Filiphina dan Malaysia yaitu, Muklis (Indonesia), Binar Kasih Sejati (Indonesia), Donna Lyn M. Geromino (Filipina), Joey Ian Singson (Filipina), dan Mohd Azim Saidon (Malaysia).

Kata Khairuddin, ia diundang menjadi pembicara karena selama ini aktif menulis gagasan tentang pendidikan di jurnal dan buletin internasional akan mengangkat topik tentang adaptive assessment.

“Mengacu pada Kurikulum Nasional saat ini, atau Kurikulum Merdeka dalam hal penilaian pun kita harus mengacu kemampuan siswa yang beragam," ujar mantan juara satu guru berprestasi tingat provinsi ini.

Dengan demikian ungkapnya, pembelajaran berdiferensiasi menjadi sangat bermakna karena dimulai dari desain yang terpadu dan pola asesmen yang tepat.

"Saya mengangkat tentang penilaian adaptif yang di dalamnya guru harus berkenalan dengan Multi Stage Adaptive Test (MSAT) dan bagaimana MSAT tersebut digunakan dalam pembelajaran bukan sebatas ujian," ucap Khairuddin.

Mantan Sekjend Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pusat ini menjelaskan, MSAT sendiri sudah digunakan pada penilaian skala besar di PISA, lalu juga di AKM, kenapa tidak diadopsi untuk skala yang lebih kecil di satuan pendidikan, dalam penilaian formatif. Kemudian dapat memperbaiki kemampuan siswa.

“Saya sangat bersyukur, tahun ini bisa terlibat di World Teachers’ Day di Kemendikbud. Awalnya saya dihubungi oleh pihak SEAQIM yang kebetulan saya alumni pelatihan Lesson Study di sana tahun 2010. Selain saya sering menulis di buletin mereka,” pungkas Khairuddin.(***)

Kontributor : Baihaqi